Sabtu, 06 November 2010

Storming :Konflik dalam kelompok

Pada tahap ini, pembangunan peran diantara masing-masing peserta mulai terbentuk. Storming merupakan fase yang sangat penting dalam dinamika kelompok, karena pada tahap ini akan terjadi tarik menarik, uji coba, bahkan konflik. Benturan antarpribadi sangat mungkin terjadi pada tahap ini – bahkan benturan antara peserta dengan pemimpin kelompok. Seorang fasilitator diharapkan dapat memberikan dukungan kepada seluruh kelompok. Dengan mengembangkan dan menggunakan teknik-teknik fasilitasi, fasilitator juga perlu senantiasa mengingatkan peserta akan tujuan dan norma-norma kelompok. Usahakan agar fasilitator dapat menjaga terjadinya keterbukaan dan mendorong setiap peserta untuk mengatasi konflik yang terjadi.
Perbedaan antar anggota di dalam budaya individualis menjadi lebih di permasalahkan dibandingkan pada budaya kolektif (Hofstede dan Hofstede, 2005). Budaya kolektif akan lebih mengutamakan keharmonisan. Perbedaan tersebut digambarkan sebagai persepsi anggota kelompok terhadap perbedaan tingkat pengalaman dan ketrampilan yang dimiliki anggota kelompok lain. Konflik terjadi jika terdapat pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda bahkan berlawanan dengan pihak lain (Kreitner dan Kinicki, 2006). Konflik yang terjadi dalam sebuah kelompok kerja dapat mengancam kelangsungan organisasi. Dalam mengatasi konflik kelompok, kesamaan pemikiran dan pandangan antar anggota sangat diperlukan. Kohesivitas dalam kelompok akan memunculkan perasaan kesatuan/keterpaduan antar anggota kelompok sehingga akan menyatukan mereka. Semakin kohesif maka akan memelihara groupthink karena disamping pendapat-pendapat yang kritis, keinginan untuk maju didukung oleh semua anggota kelompok (Kreitner dan Kinicki, 2006).

Menurut Kreitner dan Kinicki (2006) terdapat lima cara dalam menghadapi konflik yaitu:

1. Integrating ( Problem Solving) à individu sangat peduli terhadap orang lain dan dirinya sendiri. Pada cara ini, terdapat ketertarikan untuk mengkonfrontasi permasalahan dan berusaha kooperatif dalam mengidentifikasi permasalahan.

2. Obliging ( Smoothing) à Orang yang bergaya obliging mengabaikan hak-haknya sendiri demi orang lain, dapat disebut juga smoothing dimana perbedaan dihindari dan lebih mengutamakan persamaan. Tipe ini biasanya sesuai untuk mengatasi masalah-masalah yang lebih simpel, karena untuk masalah yang kompleks berpotensi menimbulkan masalah dikemudian hari.

3. Dominating (Forces) à Kepedulian terhadap diri tinggi dan mengabaikan hak-hak yang lain, prinsipnya win-loose. Tipe ini sesuai untuk menerapkan keputusan-keputusan yang tidak populis atau didesak oleh waktu.

4. Avoiding à Biasanya berupa tindakan pasif ataupun menghindari masalah. Sesuai jika keputusan yang diambil berkaitan dengan konflik tidak sepadan hasilnya. Terutama jika mempertimbangkan masalah waktu dan menghadapi situasi ambigu. Kelemahan model ini tidak mampu menyelesaikan masalah.

5. Compromising à Merupakan pendekatan yang moderate untuk semua pihak. Model ini cocok jika semua fihak menghandaki kekuatan yang sama/setara atau jika pihak lawan mempunyai tujuan yang berlawanan
Sumber : http://oktavya.wordpress.com/2010/10/20/tahapan-pembentukan-kelompok/

Forming : Menjadi Sebuah Kelompok

• Pandangan Psikoanalisis
Freud : orang bergabung dalam kelompok karena keanggotaan dapat
memuaskan kebutuhan dasar biologis dan psikologis tertentu.
Ada 2 proses pembentukan kelompok, yaitu:
1. Identifikasi
energi emosi individu (libido) diarahkan ke dirinya dan orang lain. Individu menjadikan orang lain (orang tua) sebagai model egonya → EGO IDEAL. Penerimaan orang tua sebagai objek kasih sayang anak akan membentuk ikatan yang kuat → kepuasan melalui sense of belonging, kesalingtergantungan, perlindungan terhadap ancaman luar dan meningkatkan self development.
2. Transferen
bagaimana pembentukan kelompok pada masa awal kehidupan individu mempengaruhi perilaku kelompok selanjutnya. Individu melihat pemimpin kelompok sebagai figur otoritas sebagaimana individu menganggap orang tuanya.

2. Pandangan Sosiobiologi
Menurut pandangan ini, orang bergabung dengan kelompok untuk memuaskan keinginan yang kuat untuk berafiliasi secara biologis.
Didasarkan teori evolusi dari Charles Darwin : bergabung dengan anggota lain dari satu spesies merupakan ekspresi strategi yang stabil secara evolusioner dan kultural dari individu yang dapat meningkatkan rerata kesuksesan reproduksi.

Sumber :
http://klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/.../Handout+Psikologi+Kelompok.pdf.pdf

overview proses dasar dalam kelompok

A. Overview Proses Dasar Dalam Kelompok-Tahapan proses dasar yang terjadi dalam kelompok

Tahap Pertumbuhan Kelompok

Manusia baik sebagai individu maupun sebagai mahluk sosial selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi kebutuhannya itu, manusia melakukan berbagai upaya. Upaya tersebut selalu berpedoman kepada pengetahuan kebudayaan yang dimiliki dan digunakannya untuk mempersepsi suatu obyek yang dihadapinya dan setelah disertai dengan harapan-harapan tertentu terhadap obyek, kemudian ia bertindak sesuatu atau berperilaku tertentu terhadap obyek tersebut, baik berupa benda-benda maupun manusia lain. Hampir tidak ada upaya seorang individu yang tidak bersentuhan atau tidak memerlukan campur orang lain. Oleh karena itu manusia selalu memerlukan kehidupan berkelompok.

Sumber :
file.upi.edu/Direktori/A%20.../Modul-4-Dinamika%20Kelompok.pdf

Perbandingan teori-teori sosial

Kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain dan kelompok kita dengan kelompok lain. Hal-hal yang dibandingkan hampir semua yang kita miliki, mulai dari status sosial, status ekonomi, kecantikan, karakter kepribadian dan sebagainya. Konsekuensi dari pembandingan adalah adanya penilaian sesuatu lebih baik atau lebih buruk dari yang lain. Melalui perbandingan sosial kita juga menyadari posisi kita di mata orang lain dan masyarakat. Kesadaran akan posisi ini tidak akan melahirkan prasangka bila kita menilai orang lain relatif memiliki posisi yang sama dengan kita. Prasangka terlahir ketika orang menilai adanya perbedaan yang mencolok (Myers, 1999). Dalam masyarakat yang perbedaan kekayaan anggotanya begitu tajam prasangka cenderung sangat kuat. Sebaliknya bila status sosial ekonomi relatif setara prasangka yang ada kurang kuat.
Para sosiolog menyebutkan bahwa prasangka dan diskriminasi adalah hasil dari stratifikasi sosial yang didasarkan distribusi kekuasaan, status, dan kekayaan yang tidak seimbang diantara kelompok-kelompok yang bertentangan (Manger, 1991). Dalam masyarakat yang terstruktur dalam stratifikasi yang ketat, kelompok dominan dapat menggunakan kekuasaan mereka untuk memaksakan ideologi yang menjustifikasi praktek diskriminasi untuk mempertahankan posisi menguntungkan mereka dalam kelompok sosial. Hal ini membuat kelompok dominan berprasangka terhadap pihak-pihak yang dinilai bisa menggoyahkan kepercayaan mereka. Sementara itu kelompok yang didominasi pun berprasangka terhadap kelompok dominan karena kecemasan akan dieksploitasi.

Sumber : www.wordpress.com

teori produktivitas-kelompok

• Teori Produktifitas Kelompok
Dikembangkan oleh 3 Teori dengan orientasi berbeda :
1. orientasi penguat → teori-teori tentang belajar
2. orientasi lapangan → teori-teori tentang interaksi
3. orientasi kognitif → teori-teori tentang harapan
Di dalam teori ini terdapat Input, Variabel dan Output, dimana pengertiannya adalah sebagai berikut :
1. Input
Masukan dari anggota Masukan dari anggota merupakan sumber input.
Menurut Stogdill, kelompok adalah suatu sistem interaksi yang terbuka. Struktur dan kelangsungan sistem sangat bergantung pada tindakan-tindakan anggota dan hubungan antara anggota. Ada tiga elemen penting yang termasuk dalam masukan anggota, yaitu : interaksi sosial (menyatakan suatu hubungan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih, interaksi ini terdiri atas aksi dan reaksi antara anggota-anggota kelompok yang berinteraksi); hasil perbuatan (bagian dari suatu interaksi yang dapat diaplikasikan dalam bentuk kerja sama, berencana, menilai, berkomunikasi, membuat kepetusan); dan harapan (kesediaan untuk mendapatkan suatu penguat, fungsi dari harapan ini adalah sebagai dorongan (drive), perkiraan tentang menyenangkan atau tidaknya dasil, dan perkiraan tentang kemungkinan hasil itu akan benar-benar terjadi).
2. Variabel
Variabel media menjelaskan mengenai beroperasi dan berfungsinya suatu kelompok. Elemen-elemen yang ada di dalamnya, yaitu : struktur formal (struktur formal mencakup fungsi dan status dimana kelompok terdiri atas individu-individu yang masing-masingmembawa harapan dan perbuatannya sendiri) dan struktur peran (struktur peran mencakup tanggung jawab dan otoritas dimana individu yang menduduki posisi tertentu hampir tidak berpengaruh pada status dan fungsi posisi tersebut).
3. Output
Prestasi kelompok merupakan output atau tujuan dari kelompok. Ada tiga unsur yang menentukan prestasi kelompok, yaitu : produktivitas (derajat perubahan harapan tentang nilai-nilai yang dihasilkan oleh perilaku kelompok), moral (derajat kebebasan dari hambatan-hambatan dalam kerja kelompok menuju tujuannya), dan kesatuan (tingkat kemampuan kelompok untuk mempertahankan struktur dan mekanisme operasinya dalam kondisi yang penuh tekanan (stress).
- Perbandingan Teori

Sumber : http://foryourpsycho.blogspot.com/2010/10/

ALASAN-ALASAN INDIVIDU MASUK KELOMPOK

Menurut Forsyth :
1. Pemuasan kebutuhan-kebutuhan psikologis (mis: rasa aman, cinta)
2. Meningkatkan ketahanan yang adaptif
3. Kebutuhan akan informasi

Menurut Shaw :
1. Ketertarikan interpersonal
2. Aktivitas kelompok
3. Tujuan Kelompok
4. Keanggotaan kelompok
5. Efek instrumental dari keanggotaan kelompok (kemudahan-kemudahan
yang didapat dalam sebuah kelompok)

Menurut Robbins (1998) :
1. Keamanan
2. Status
3. Penghargaan diri
4. Pertalian
5. Kekuasaan
6. Pencapaian tujuan

SUMBER: PSIKOLOGI KELOMPOK

Sabtu, 23 Oktober 2010

memahami dan menjelaskan pengertian massa

Pengertian
massa secara umum berbeda dengan pengertian massa dalam komunikasi.
Secara umum massa diartikan sebagai orang yang tidak saling mengenal,
berjumlah banyak, anggotanya heterogen, berkumpul di suatu tempat dan
tidak individualistis. Massa memiliki kesadaran diri yang rendah,
tidak dapat bergerak dengan terorganisir, tidak bertindak untuk
dirinya sendiri melainkan terdapat “dalang” di belakangnya yang
berfungsi memanipulasi mereka. Ini berbeda pengertiannya bila
dikaitkan dengan ilmu komunikasi. Massa dalam komunikasi lebih
merujuk pada penerima pesan media massa atau disebut audience.

DAFTAR PUSTAKA :http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1360&bih=576&q=pengertian+massa+abstrak&btnG=Penelusuran+Google&aq=f&aqi=&aql=&oq=pengertian+massa+abstrak&gs_rfai=&fp=d31161b8980f9aa7

Peranan individu dalam massa

Berikut ini adalah jenis – jenis peranan individu dalam massa :
1. Penggalak : memuji, menyetujui, menerima, menunjukan kehangatan dan kesetiakawanan
2. Wasit : melerai pertikaian antar anggota
3. Kompromis : menawarkan kompromi
4. Pengamat : menyimpan catatan berbagai aspek proses massa
5. Pengikut : mengikuti kegiatan / aktivitas massa ; pasif
6. Penjaga gawang : mambuka saluran komunikasi dengan mendorong partisipasi yang lain
7. Agresor ; merendahkan status yang lain
8. Penghambat : bersikap negatif, selalu menolak dan membantah
9. Pencari muka : sering membual
10. Pengungkap diri : pengungkap perasaan
11. Dominator : menguasai orang lain
12. Help seeker : berusaha menarik simpati

sumber : psikologi massa – Drs. H. Dedi Herdiana

Pengertian Massa Abstrak dan Massa konkrit

Pengertian Massa Abstrak

Massa abstrak adalah kumpulan orang – orang yang sama sekali belum mempunyai ikatan satu kesatuan, norma, tujuan dan motif, tidak adanya struktur yang jelas. Alasan – alasan munculnya massa abstrak tersebut adalah :

a. adanya suatu kejadian yang menarik

b. individu mendapat ancaman dan ia membutuhkan perlindungan

c. kebutuhan tidak dapat terpenuhi

d. adanya kesamaan minat, perhatian dan kepentingan yang sama

Sedangkan massa konkrit adalah massa yang mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

a. adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya

b. adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri

c. mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu

d. bersifat dinamis dan emosional

Daftar Pustaka
:http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1360&bih=576&q=pengertian+massa+abstrak&btnG=Penelusuran+Google&aq=f&aqi=&aql=&oq=pengertian+massa+abstrak&gs_rfai=&fp=d31161b8980f9aa7

macam-macam perilaku kolektif

macam-macam perilaku kolektif
A. CROWD (KERUMUNAN)

Secara deskriptif Milgram (1977) melihat kerumunan (crowd) sebagai

1. Sekelompok orang yang membentuk agregasi (kumpulan)

2. Jumlahnya semakin lama semakin meningkat

3. Orang-orang ini mulai membuat suatu bentuk baru (seperti lingkaran)

4. Memiliki distribusi diri yang bergabung pada suatu saat dan tempat tertentu dengan lingkaran (boundary) yang semakin jelas

5. Titik pusatnya permeable dan saling mendekat.

Ada beberapa bentuk kerumunan (Crowd) yang ada dalam masyarakat:

1. Temporary Crowd : orang yang berada pada situasi saling berdekatan di suatu tempat dan pada situasi sesaat

2. Casual Crowd : sekelompok orang yang berada di ujung jalan dan tidak memiliki maksud apa-apa

3. Conventional Crowd : audience yang sedang mendengarkan ceramah

4. Expressive Crowd: sekumpulan orang yang sedang nonton konser musik yang menari sambil sesekali ikut melantunkan lagu

5. Acting Crowd atau rioting crowd : sekelompok massa yang melakukan tindakan kekerasan

6. Solidaristic Crowd: kesatuan massa yang munculnya karena didasari oleh kesamaan ideologi

B. MOB :

Adalah kerumunanan (Crowds) yang emosional yang cenderung melakukan kekerasan/penyimpangan (violence) dan tindakan destruktif. Umumnya mereka melakukan tindakan melawan tatanan sosial yang ada secara langsung. Hal ini muncul karena adanya rasa ketidakpuasan, ketidakadilan, frustrasi, adanya perasaan dicederai oleh institusi yang telah mapan atau lebih tinggi. Bila mob ini dalam skala besar, maka bentuknya menjadi kerusuhan massa. Mereka melakukan pengrusakan fasilitas umum dan apapun yang dipandang menjadi sasaran kemarahanannya.

C. PANIC

Adalah bentuk perilaku kolektif yang tindakannya merupakan reaksi terhadap ancaman yang muncul di dalam kelompok tersebut. Biasanya berhubungan dengan kejadian-kejadian bencana (disaster). Tindakan reaksi massa ini cenderung terjadi pada awal suatu kejadian, dan hal ini tidak terjadi ketika mereka mulai tenang. Bentuk lebih parah dari kejadian panik ini adalah Histeria Massa. Pada histeria massa ini terjadi kecemasan yang berlebihan dalam masyarakat. misalnya munculnya isue tsunami, banjur.

D. RUMORS

Adalah suatu informasi yang tidak dapat dibuktikan, dan dikomunikasikan yang muncul dari satu orang kepada orang lain (isu sosial). Umumnya terjadi pada situasi dimana orang seringkali kekurangan informasi untuk membuat interpretasi yang lebih komprehensif. Media yang digunakan umumnya adalah telepon.

E. OPINI PUBLIC

Adalah sekelompok orang yang memiliki pendapat beda mengenai sesuatu hal dalam masyarakat. Dalam opini publik ini antara kelompok masyarakat terjadi perbedaan pandangan / perspektif. Konflik bisa sangat potensial terjadi pada masyarakat yang kurang memahami akan masalah yang menjadi interes dalam masayarakat tersebut. Contoh adalah adanya perbedaan pendangan antar masyarakat tentang hukuman mati, pemilu, penetapan undang-undang tertentu, dan sebagainya. Bentuknya biasanya berupa informasi yang beda, namun dalam kenyataannya bisa menjadi stimulator konflik dalam masyarakat.

F. PROPAGANDA

Adalah informasi atau pandangan yang sengaja digunakan untuk menyampaikan atau membentuk opini publik. Biasanya diberikan oleh sekelompok orang, organisasi, atau masyarakat yang ingin tercapai tujuannya. Media komunikasi banyak digunakan untuk melalukan propaganda ini. Kadangkala juga berupa pertemuan kelompok (crowds).Penampilan dari public figure kadang kala menjadi senjata yang ampuh untuk melakukan proraganda ini.

Daftar Pustaka :http://suryanto.blog.unair.ac.id/2008/12/03/

Massa pasif dan Massa aktif

Massa Aktif dan Massa Pasif (Park dan Burges)

1. Massa aktif yang disebut dengan mob, mob adalah kerumunan yang cenderung merusak dan melakukan tindakan kekerasan. Mob terbentuk karena telah adanya tindakan-tindakan nyata, misalnya demonstrasi, perkelahian massal, tawuran dsb

Menurut Mc Laughlin, ada 3 kondisi yang melatarbelakangi, yaitu:

- adanya permasalahan yang cukup serius
- upaya penyelesaian masalah yang tertunda
- adanya keyakinan dalam kelompok massa bahwa masalah tersebut harus diselesaikan

Faktor-faktor yang menyebabkan massa aktif :

- perasaan tidak puas

→ bertukar pikiran → ide baru → perbuatan yang selalu diulang →jika sudah matang ‘massa’

- tekanan jiwa masyarakat

→ memuncak dan meledak

2. Massa pasif yang disebut dengan audience adalah kumpulan orang – orang yang belum melakukan tindakan nyata, misalnya orang-orang berkumpul untuk mendengarkan ceramah, menonton pertunjukan seperti sepakbola, dll.



Daftar Pustaka : klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/

Komunikasi massa

Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik).

Organisasi – organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan mempengaruhi dan menggambarkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat.

Dalam komunikasi masa, media masa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak.

Ciri-ciri komunikasi massa

1. Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga media) yang jelas.
2. Komunikator memiliki keahlian tertentu
3. Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana
4. Khalayak yang dituju heterogen dan anonim
5. Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan
6. Ada pengaruh yang dikehendaki
7. Dalam konteks sosial terjadi saling mempengaruhi antara media dan kondisi masyarakat serta sebaliknya.
8. Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan komunikan (pemirsanya) tidak bersifat pribadi.



sumber : wikipedia

Sabtu, 16 Oktober 2010

Perbedaan Massa dan Aggreget

Massa adalah sekumpulan banyak orang (ratusan/ribuan) yang berkumpul dalam suatu kegiatan yang bersifat sementara.
contoh : demonstrasi, perkelahian massal

Massa Abstrak dan Massa Kongkrit
1. Massa Abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang sama sekali belum
terikat satu kesatuan, norma, motif dan tujuan.
Alasan timbul :
• ada kejadian menarik
• individu mendapat ancaman
• kebutuhan tidak terpenuhi
2. Massa Kongkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri:
Ciri-ciri:
• adanya kesatuan mind dan sikap
• adanya ikatan batin dan persamaan norma
• ada struktur yang jelas
• bersifat dinamis dan emosional, sifat massa jelas

Agregat (kelompok umur, jenis kelamin, golongan menengah,)


Daftar pustaka :
http://mediaindonesia.co.cc/search/label/pengertian+keluarga+dyad
http://kafeilmu.co.cc/tema/definisi-kelompok-massa-menurut-ahli-ilmu-sosial-budaya-dasar.html

Jenis-jenis kelompok:

Kenyataannya, masyarakat memiliki bermacam-macam kelompok yang berbeda satu dengan yang lain. Misalnya ada kelompok belajar, kelompok main catur, kelompok balap motor, dan sebagainya. Seseorang masuk dalam kelompok, misalnya kelompok main catur, adalah atas kehendak orang yang bersangkutan. Namun demikian, ada kelompok yangsecara otomatis masuk kedalamnya, misalnya kelompok keluarga. Seseorang akan dengan sendirinya masuk dalam kelompok keluarga yang bersangkutan. Kelompok yang demikian disebut ascribed group, sedangkan kelompok atas dasar pemilihan seseorang disebut acquired group (Panner, 1978). Berkaitan dengan macamnya, kelompok dapat dibedakan atas:
1. besar kecilnya kelompok atau ukuran kelompok: ada kelompok yang kecil dan ada kelompok yang besar.
2. tujuan: Orang-orang yang mempunyai tujuan sama akan membentuk suatu kelompok tersendiri, misalnya kelompok belajar dan kelompok koperasi.
3. value (nilai): Orang-rang yang mempunyai nilai sama akan membentuk suatu kelompok, misalnya kelompok keagamaan
4. duration: Dalam hal ini, ada kelompok yang jangka waktunya pendek, misalnya kelompok belajar umumnya waktunya relatf lebih pendek.
5. Scope of activities : misalnya keluarga merupakan kelompok yang mengandung banyak aktivitas.
6. Minat: orang-orang yang mempunyai minat sama akan membentuk kelompok tersendiri, misalnya kelompok pemancing.
7. daerah asal: orang-orang yang berasal dari daerah sama akan membentuk kelompok. Misalnya kelompok mahasiswa daerah kebumen
8. formalitas: ada kelompok yang formal dan ada kelompok yang informal.


Daftar pustaka:
Walgito, bimo. 2006. Psikologi Kelompok. ANDI: Yogyakarta.

Hal-hal yang mendorong masuk kelompok

Alasan atau motivasi seseorang masuk dalam kelompok dapat bervariasi. Berikut adalah uraiannya:
1. Seseorang masuk dalam suatu kelompok pada umumnya ingin mencapai tujuan yang secara individu tidak dapat atau sulit dicapai. Misalnya seseorang ingin menjadi seorang bupati, maka ia harus masuk dalam kelompok tertentu karena tujuan kurang atau tidak mungkin dapat dicapai secara individu tanpa masuk dalam kelompok, dalam hal ini kelompok partai politik.
2. kelompok dapat memberikan, baik kebutuhan fisiologis maupun kebutuhan kebutuhan psikologis. Seseorang masuk dalam kelompok koperasi dengan maksud memperoleh keuntungan financial yang dapat membantu mencukupi kebutuhan ekonomi, yang akhirnya berkaitan dengan kebutuhan fisiologis. Mengacu pada pendapat Maslow (1970) mengenai kebutuhan-kebutuhan, maka kebutuhan psikologis dapat dipenuhi saat seseorang masuk dalam kelompok, misalnya terpenuhinya rasa aman. Dengan masuk dalam kelompok, seseorang akan memiliki hubungan yang saling bergantung satu dengan yang lain, senasib sepenanggungan.
3. kelompok dapat mendorong pengembangan konsep diri dan mengembangkan harga diri seseorang.
4. kelompok dapat pula memberikan pegetahuan dan informasi
5. kelompok dapat memberikan keuntungan ekonomis, misalnya masuk dalam koperasi seperti yang telah dikemukakan.

Daftar pustaka:
Walgito, bimo. 2006. Psikologi Kelompok. ANDI: Yogyakarta.

Rabu, 13 Oktober 2010

Tujuan Kelompok

Tujuan mempunyai pengertian motivating power. Artinya, tujuan akan mendorong orang untuk mencapai tujuannya, demikian pula dalam kelompok. Ada hubungan yang positif antara motif dengan tujuan. Sebagai individu, seseorang akan terikat pada tujuan pribadinya dan tujuan kelompok mempunyai tempat tersendiri dalam kehidupan seseorang.
Person Oriented dan Group Oriented
Prinsip dasar mengungkapkan bahwa seseorang masuk dalam suatu kelompok dengan harapan akan memperoleh suatu yang sulit atau kurang mungkin diperoleh secara pribadi. Namun meskipun seseorang masuk dalam suatu kelompok, tujuan individu pada umumnya tidak akan dilepaskan. Jadi, apabila seseorang masuk kelompok dan mementingkan tujuan kelompok daripada tujuan sendiri, maka disebut group oriented atau task oriented, alturistic motivation. Artinya, individu bersangkutan masuk dalam kelompok, lalu menerima dan menyesuaikan diri dengan tujuan kelompok.

Daftar pustaka
Walgito, Bimo. 2006. Psikologi Kelompok.Penerbit ANDI. Yogyakarta

Sabtu, 09 Oktober 2010

Manfaat Kelompok bagi Individu

Menurut Burn (2004), kelompok memiliki 3 manfaat, yaitu:
1. Kelompok memenuhi keinginan individu untuk merasa berarti dan dimiliki. Adanya kelompok membuat individu merasa tidak sendirian, ada oprang lain yang membutuhkan dan menyayangi.
2. Kelompok sebagai sumber identitas diri. Individu yang tergabung didalam kelompok bisa mendefinisikan dirinya, ia menggali dirinya sebagai anggota suatu kelompok, dan bertingkahlaku sesuai norma kelompok itu.
3. Kelompok sebagai sumber informasi tentang dunia dan tentang diri kita. Adanya orang lain, dalam hal ini kelompok, bisa memberi kita informasi tentang banyak hal, termasuk tentang siapa diri kita.

Daftar pustaka:
Sarwono, Sarlito W. dan Eko A. Meinarno.2009. Psikologi Sosial. Depok. Salemba Humanika

Kelompok Tidak Efektif

Kelompok yang tidak efektif
Adanya perilaku anggota yang berorientasi pada dirinya sendiri, antara lain:
1. Menentang : mengeritik, menyalahkan orang lain, menunjukkan sikap menentang
kelompok atau perorangan.
2. Menghalangi kemajuan kelompok dalam mencapai tujuan
3. Mendominasi dan tidak menghargai pendapat orang lain
4. Bersaing dalam mengemukakan ide
5. Mencari simpati, mencoba mempengaruhi anggota lain
6. Berbuat acuh tak acuh: berperilaku pasif, bersikap masa bodoh, melamun,
berbisik-bisik dengan orang lain, lari dari topik pembicaraan yang sedang
dibahas.

Sumber:
-Anonimous, 2000. Western Philosopic Thought.
- http://members.aol.com/rhrrr/philmodn.htm, dikunjungi 13 Oktober 2000
- Beerling, Kwee, Mooij, dan Van Peursen, 1997. Pengantar Filsafat Ilmu. Cet.ke-4. Alih Bahasa: S. Soemargono. Tiara Wacana, Yogyakarta.

Kelompok Efektif

Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan:
a.melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance). b. tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok. Selain itu adanya rasa saling memiliki, saling percaya, kebersamaan, komitment, rasa solidaritas, kerjasama.
Karakteristik Kelompok yang efektif :
1. Suasana (atmosfer)
2. Rasa aman (the ruduction)
3. Kepemimpinan yang bergilir (distribusi leadership)
4. Perumusan tujuan (goal Formulation)
5. Fleksibiliti (Fleksibilitas)
6. Mufakat
7. Kesadaran berkelompok
8. Evaluasi yang kontinu
Kriteria tim yang efektif
1. Understanding
2. Komunikasi terbuka
3. Saling percaya
4. Saling membantu
5. Menengahi perbedaan – perbedaan
6. Menggunakan tim secara selektif
7. Keterampilan kelompok yang teapat
8. Kepemimpinan


Daftar pustaka:
Sumber:
-Anonimous, 2000. Western Philosopic Thought.
- http://members.aol.com/rhrrr/philmodn.htm, dikunjungi 13 Oktober 2000
- Beerling, Kwee, Mooij, dan Van Peursen, 1997. Pengantar Filsafat Ilmu. Cet.ke-4. Alih Bahasa: S. Soemargono. Tiara Wacana, Yogyakarta.

Karakteristik Kelompok

Karakteristik Umum Kelompok
Ada dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran.
Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah tentang norma.
Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para nggota kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan.



Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri – ciri, yaitu :
1. Terdiri dari 2 orang atau lebih
2. Adanya interaksi yang terus menerus
3. Adanya pengembangan identitas kelompok
4. Adanya norma – norma kelompok
5. Adanya diferensiasi peran
6. Peran yang saling tergantung
7. Produktivitas bertambah atau meningkat
8. Saling membagi tujuan yang sama

Proses terjadinya kelompok :
Perasaan=Motivasi=Tujuan=Interaksi=Pembentukan=Perpecahan=Penyesuaian= Perubahan=Perasaan

Daftar pustaka:
Sumber:
-Anonimous, 2000. Western Philosopic Thought.
- http://members.aol.com/rhrrr/philmodn.htm, dikunjungi 13 Oktober 2000
- Beerling, Kwee, Mooij, dan Van Peursen, 1997. Pengantar Filsafat Ilmu. Cet.ke-4. Alih Bahasa: S. Soemargono. Tiara Wacana, Yogyakarta.

Studi Stimulasi Komputer

Simulasi komputer adalah suatu proses perancangan model logika matematika dari suatu sistem nyata dan bereksperimentasi dengan model ini secara abstrak pada komputer.
Dengan dimungkinkannya kita melakukan suatu eksperimentasi secara abstrak tentang suatu sistem, maka dimungkinkan diperoleh suatu kesimpulan berkenaan dengan sistem tersebut.


Daftar pustaka:
David, H. 1999. The New Empiricism: Systematic Musicology in Postmodern Age. http://www.musiccog.ohio-state.edu/Music220/Bloch.lectures/3.Methodology.html dikunjungi 21 Oktober 2000.

Penelitian Eksperimen

Eksperimen Laboratorium



Dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta diadakan kontrol terhadap variabel tertentu. Untuk pengujian hipotesis tertentu, dimaksudkan untuk mengetahui hubungan hubungan sebab – akibat variabel penelitian.
Konsep dan varaiabelnya harus jelas, pengukuran cermat.

Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakukan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menjediakan kontrol untuk perbandingan.
Peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi.

Daftar pustaka:
David, H. 1999. The New Empiricism: Systematic Musicology in Postmodern Age. http://www.musiccog.ohio-state.edu/Music220/Bloch.lectures/3.Methodology.html dikunjungi 21 Oktober 2000.

Field Study

Arikunto (1986) mengemukakan bahwa metode studi kasus sebagai salah satu jenis pendekatan deskriptif, adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisme (individu), lembaga atau gejala tertentu dengan daerah atau subjek yang sempit.

Penelitian case study atau penelitian lapangan (field study) dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang masalah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang sedang berlangsung saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya (given). Subjek penelitian berupa individu, kelompok, institusi atau masyarakat. Penelitian case study merupakan studi mendalam mengenai unit sosial tertentu dan hasil penelitian tersebut memberikan gambaran luas serta mendalam mengenai unit sosial tertentu. Subjek yang diteliti relatif terbatas, namun variabel-variabel dan fokus yang diteliti sangat luas dimensinya (Danim,2002).

Studi kasus bisa berarti metode atau strategi dalam penelitian, bisa juga berarti hasil dari suatu penelitian sebuah kasus tertentu.Dalam konteks tulisan ini, penulis lebih memfokuskan pada pengertian yang pertama yaitu sebagai metode penelitian. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasikan suatu kasus dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi pihak luar. Pada intinya studi ini berusaha untuk menyoroti suatu keputusan atau seperangkat keputusan, mengapa keputusan itu diambil, bagaimana diterapkan dan apakah hasilnya. (Salim, 2001).

Daftar pustaka:
David, H. 1999. The New Empiricism: Systematic Musicology in Postmodern Age. http://www.musiccog.ohio-state.edu/Music220/Bloch.lectures/3.Methodology.html dikunjungi 21 Oktober 2000.

Perbandingan Teori-Teori

Teori yang dikembangkan oleh Cattell pada tahun 1948, yaitu Teori Sintalitas Kelompok mencakup kebersamaan, dinamika, temperamen, dan kemampuan kelompok dan dikatakan sebagai pengembang Psikologi yang dinamakan Psikologi Kepribadian Kelompok.


Teori Produktifitas Kelompok dikemukakan oleh Stogdill pada tahun 1959. Muncul karena Stogdil menganggap konsep tentang interaksi yang memiliki kelemahan teoritis tertentu.
Proses terjadinya dalam kelompok dimana dimulai dari masukan ke keluaran melalui variabel-variabel media. Dalam teori ini akan terdapat umpan balik (feed-back).


Sumber: http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:clyDscUefMEJ:kartino.blog.ugm.ac.id/2009/07/16/me/+kelompok+yang+tidak+efektif&cd=4&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

Teori Produktif Kelompok

1.Teori Produktifitas Kelompok dikemukakan oleh Stogdill pada tahun 1959. Menurut Stogdill, teori-teori tentang kelompok pada umumnya didasarkan pada konsep tentang interaksi yang memiliki kelemahan teoritis tertentu. Sehingga muncullah teori produktifitas kelompok.

Dikembangkan dari 3 teori yang berbeda orientasi:
a. orientasi penguat : teori-teori tentang belajar
b. orientasi lapangan : teori-teori tentang interaksi
c. orientasi kognitif : teori-teori tentang harapan

Asumsi dasar dari teori ini adalah proses terjadinya dalam kelompok dimana dimulai dari masukan ke keluaran melalui variabel-variabel media. Dalam teori ini akan terdapat umpan balik (feed-back).


Daftar pustaka:
David, H. 1999. The New Empiricism: Systematic Musicology in Postmodern Age. http://www.musiccog.ohio-state.edu/Music220/Bloch.lectures/3.Methodology.html dikunjungi 21 Oktober 2000.

Uaraian Teori Sintalitas Kelompok (Group Syntality Theory)

Dasar-dasar pendapat yang dikemukakan oleh Cattell dipengaruhi oleh pandangan McDougall (1920) tentang kelompok, yaitu :

1. Perilaku dan struktur yang khas dari suatu kelompok akan tetap ada walaupun anggota- anggotanya berganti.
2. Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam ingatan.
3. Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan.
4. Kelompok mampu berespons secara keseluruhan terhadap suatu rangsang yang tertuju pada salah satu bagiannya.
5. Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi.


Daftar pustaka:
David, H. 1999. The New Empiricism: Systematic Musicology in Postmodern Age. http://www.musiccog.ohio-state.edu/Music220/Bloch.lectures/3.Methodology.html dikunjungi 21 Oktober 2000.

Asumsi Dasar Teori Sintalitas Kelompok

Asumsi dasar dari teori ini merupakan asal kata dari sintalitas (syntality) yang digunakan oleh Cattell untuk menunjukkan “kepribadian kelompok” yang mencankup kebersamaan, dinamika, temperamen, dan kemampuan kelompok.
Dalam teori Sintalis Kelompok, terdapat sifat-sifat Sintalis, sifat-sifat struktur kelompok dan sifat-sifat populasi :
- Sifat-sifat Sintalis, yaitu: adanya pengaruh kelompok sebagai keseluruhan
terhadap kelompok lain dan lingkungannya.
- Sifat-sifat struktur kelompok, yaitu: hubungan antara anggota kelompok,
perilaku kelompok, dan pola organiosasi kelompok.
- Sifat-sifat populasi, yaitu: sifat rata-rata anggota kelompok.



Daftar pustaka:
David, H. 1999. The New Empiricism: Systematic Musicology in Postmodern Age. http://www.musiccog.ohio-state.edu/Music220/Bloch.lectures/3.Methodology.html dikunjungi 21 Oktober 2000.

Teori Sintalitas Kelompok (Group Syntality Theory)

Pencipta dan Sejarah Teori

Teori Sintalitas Kelompok merupakan perwujudan dari proses komunikasi dari suatu kelompok. Teori ini dikembangkan oleh Cattell pada tahun 1948. Cattell berpendapat bahwa untuk dapat membuat perkiraan-perkiraan ilmiah yang tepat, segala sesuatu harus dapat diuraikan, diukur, dan diklasifikasikan dengan tepat dan cermat.
Dalam teori sintalitas ini, Cattell menjelaskan bahwa dalam suatu kelompok haruslah memiliki kepribadian yang dapat dipelajari. Dengan alasan ini, Cattell dengan teorinya dikatakan sebagai pengembang Psikologi yang dinamakan Psikologi Kepribadian Kelompok.


Daftar pustaka:
David, H. 1999. The New Empiricism: Systematic Musicology in Postmodern Age. http://www.musiccog.ohio-state.edu/Music220/Bloch.lectures/3.Methodology.html dikunjungi 21 Oktober 2000.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Fungsi Dinamika Kelompok

Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:


1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi
persoalan hidup.

2. Memudahkan pekerjaan.

3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan
mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai
lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan
besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai
keahlian.

4. Menciptakan iklim demokratis dalam
kehidupan masyarakat dengan
memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalammasyarakat.


Daftar pustaka:
http://wapedia.mobi/id/Dinamika_kelompok. 2 Oktober 2010

jenis-jenis kelompok

Jenis-jenis Kelompok
1. Dyad → kelompok terdiri dari 2 orang
2. Kelompok kecil → kelompok primer dimana terjadi face to face, saling
tergantung, ada identitas kelompok yang sangat kuat
3. Organisasi → sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama dan
struktur yang sangat jelas
4. Massa → sifat temporer, mempunyai tujuan yang sama, tidak berstruktur

Daftar pustaka:
Sorsyth. 1983. Group Dynamics. Wadsworth, Inc : California

Dinamika Kelompok menurut Kurt Lewin

Tokoh yang mempopulerkan istilah dinamika kelompok adalah Kurt Lewin, yaitu
mengacu pada apa yang terjadi dalam situasi kelompok. Lewin penganut
Psikologi Gestalt. Kelompok harus merupakan sebuah gestalt, yaitu sebuah
konfigurasi yang mempunyai sebuah sistem kesatuan yang tidak dapat dipahami
jika hanya merupakan satuan.

Perilaku kelompok dapat dilihat dari interaksi karakter personal dan interaksi
faktor-faktor lingkungan.
Menurut Kurt Lewin, syarat dinamika kelompok ada 3, yaitu :
1. Berawal dari level kelompok → level individu
2. Fokus pada variabel-variabel yang ada saat ini
3. Mewakili kekuatan yang ada dalam situasi kelompok

Daftar pustaka:
Sorsyth. 1983. Group Dynamics. Wadsworth, Inc : California

Orientasi Teoritis Dalam Dinamika Kelompok

Efektivitas kelompok dipengaruhi:
1. Tujuan → mudah dimengerti oleh anggota kelompok, relevan dengan
kebutuhan anggota, mengisyaratkan saling ketergantungan dan
membangkitkan komitmen tingkat tinggi dari anggota untuk mencapainya.
2. Anggota harus mengkomunikasikan ide-ide dan perasaan

3. Partisipasi dan kepemimpinan harus terdistribusikan antar anggota
a. Tanggung jawab
b. Semua orang terlibat dalam pekerjaan kelompok, setia terhadap
kebutuhan kelompok dan puas terhadap keanggotaannya
c. Sumber daya (potensi anggota dimanfaatkan)
d. Meningkatkan kohesivitas kelompok
4. Prosedur pengambilan keputusan → tepat dan fleksibel

5. Kekuasaan dan pengaruh → keahlian kemampuan

6. Konflik → kontroversi ide / opini
Pemicu : - kebutuhan
- kelangkaan sumber daya (uang, power)
- persaingan
Cara mengatasinya:
a. Harus bernegosiasi → sama-sama puas dan tidak memperlemah
b. Kerjasama
c. Saling ketergantungan

7. Kohesivitas meningkat
Saling menyukai
Ingin terus menjadi bagian kelompok
Puas terhadap keanggotaan
Tingkat penerimaan, dukungannya dan kepercayaan meningkat

8. Kemampuan memecahkan masalah
Merasakan adanya masalah
Mencari dan menetapkan solusi
Mengevaluasi efektivitas solusi

Daftar pustaka:
Sorsyth. 1983. Group Dynamics. Wadsworth, Inc : California

Pengertian kelompok-kesaling ketergantungan

Kesaling tergantungan
a) Lewin (1951) : konsep tentang kelompok sebagai satu dinamika
haruslah memasuki definisi tentang kesaling tergantungan anggota.
b) Friedler (1967) : kelompok itu adalah individu yang mempunyai
takdir bersama dimana jika satu kejadian mempengaruhi seseorang
dalam kelompok maka anggota lain akan terpengaruh.
c) Cartwright dan Zender (1968) : kelompok itu sekumpulan individu
yang mempunyai hubungan antar anggota yang satu dengan yang
lain yang membuat mereka saling tergantung dalam tingkatan
tertentu.


Daftar pustaka:
Harrison, Albert A. 1976. Individual and Group : Understanding Social Behavior.
Brooks/Cole Publishing Company : California

Pengertian kelompok-persepsi keanggotaan

Persepsi Keanggotaan
a) Smith (1945) : kelompok sosial adalah satu unit yang terdiri dari
sejumlah organisme yang mempunyai persepsi kolektif tentang
kesatuan mereka dan mempunyai kemampuan untuk berbuat dan
bertingkah laku dengan cara yang sama terhadap lingkungan
b) Bales (1950) : kelompok kecil adalah sejumlah orang yang
berinteraksi secara langsung dimana masing-masing anggota
menerima persepsi dan impresi pertama dengan yang lain dan
memberi reaksi satu dengan yang lain.



Harrison, Albert A. 1976. Individual and Group : Understanding Social Behavior.
Brooks/Cole Publishing Company : California

pengertian kelompok-interaksi interpersonal

Pengertian Kelompok

1. Interaksi Interpersonal
a) Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi
satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang
jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat
berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.
b) Bonner (1959) : kelompok adalah sejumlah individu yang
berinteraksi dengan individu yang lain.
c) Stogdill (1959) : satu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi
tersebut ditentukan oleh struktur sistem tersebut.

Daftar pustaka:
Harrison, Albert A. 1976. Individual and Group : Understanding Social Behavior.
Brooks/Cole Publishing Company : California

Dinamika kelompok menurut para ahli

Definisi singkat dinamika kelompok dikemukakan oleh Jacobs, Harvill dan
Manson (1994); dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi
hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota
kelompok dengan pemimpin yang diberi pengaruh kuat pada perkembangan kelompok.

Dinamika Kelompok adalah studi tentang hubungan sebab akibat yang ada di
dalam kelompok, tentang perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam
kelompok, tentang teknik-teknik untuk mengubah hubungan interpersonal dan attitude di
dalam kelompok (Benyamin B. Wolman, Dictionary of Behavioral Science).

Slamet Santosa (2004: 5), mengartikan Dinamika Kelompok sebagai suatu
kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan
psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain; antar anggota
kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami
secara bersama-sama.

Daftar pustaka:
Tuckman, 1965: Tuckman &Jensen, 1977

Selasa, 28 September 2010

Pengertian Dinamika Kelompok

Definisi Dinamika
Kata Dinamika berasal dari kata Dynamics (Yunani) yang bermakna “Kekuatan”
(force). “Dynamics is facts or concepts which refer to conditions of change, expecially to
forces”.
Menurut Slamet Santoso (2004: 5), Dinamika berarti tingkah laku warga yang
satu secara langsung mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik.. Dinamika
berarti adanya interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan
anggota kelompok secara keseluruhan. Karenanya, dapat disimpulkan bahwa Dinamika
ialah kedinamisan atau keteraturan yang jelas dalam hubungan secara psikologis..

Dinamika Kelompok adalah suatu penyelidikan tentang hubungan sebab akibat di
dalam kelompok; suatu penyelidikan tentang saling hubungan antar anggota di dalam
kelompok; bagaimana kelompok terbentuk, dan bagaimana suatu kelompok berreaksi
terhadap kelompok lain. Dinamika Kelompok juga mencakup studi tentang
Cohesiveness, Leadership, Proses pengambilan keputusan dan pembentukkan
subkelompok (J.P. Chaplin, Dictionary of Psychology).

Dinamika Kelompok adalah suatu Istilah yang digunakan untuk menghubungkan
kekuatan-kekuatan aspek pekerjaan kelompok. Pada dasarnya, Dinamika Kelompok
mengacu pada kekuatan Interaksional dalam kelompok yang ditata dan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan para anggota (Suardi: 1998).
Pada hakikatnya, Dinamika Kelompok mencakup proses dan perasaan kelompok.
Karenanya, lebih bersifat Deskriptif, tidak ada yang baik ataupun yang buruk. Dalam
Keorganisasian-Keorganisasian juga banyak menggunakan pendekatan-pendekatan
Dinamika Kelompok untuk proses pelaksanaan dan pencapaian tujuan kelompoknya.
Kemudian berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat
disimpulkan pengertian atau hakikat dari Dinamika Kelompok itu sendiri adalah Studi
tentang interaksi dan Interdependensi antara anggota kelompok yang satu dengan yang
lain dengan adanya feed back dinamis atau keteraturan yang jelas dalam hubungan
secara psikologis antar individu sebagai anggota kelompok dengan memiliki tujuan
tertentu.

Daftar pustaka:
Tuckman, 1965: Tuckman &Jensen, 1977

Pengertian Kelompok


Tuckman, 1965: Tuckman &Jensen, 1977

Psikologi kelompok adalah ilmu yg berkaitan dgn perilaku kelompokdan merupakan salah satu bagian dari psikologi sosial dan selanjutnya merupakan ilmu yang berkaitan dg interaksi manusia. Buku ini mengupas mulai dari pengertian dan ciri kelompok, komunikasi maupun prasangka dalam kelompok, hingga negosiasi untuk menyelesaikan konflik.
Definisi Kelompok
Ada beberapa ahli yang mendefinisikan tentang kelompok, diantaranya :
a. Hornby, A.S (1973: 441) berpendapat bahwa kelompok adalah sejumlah orang atau benda yang berkumpul atau ditempatkan secara bersama-sama atau secara alamiah berkumpul. (A number of persons or things gathered, or naturally associated).

b. Webster (1989: 425) ,mengatakan bahwa kelompok adalah sejumlah orang atau benda yang bergabung secara erat dan menganggap dirinya sebagai suatu kesatuan.

c. (Sherif: 1962), berpendapat Kelompok adalah unit sosial yang terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai hubungan saling ketergantungan satu sama lain sesuai dengan status dan perannya secara tertulis atau tidak mereka telah mengadakan norma yang mengatur tingkah laku anggota kelompoknya.

d. Slamet Santosa (1992: 8), “Kelompok adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya dengan bcara dan atas dasar kesatuan persepsi”.

e. Menurut Zaltman (1972: 75), bahwa Dinamika Kelompok adalah kekuatankekuatan yang berlangsung dalam kelompok, kekuatan tersebut bertujuan memberikan arah perilaku kelompok.

Daftar pustaka: 

Tuckman, 1965: Tuckman &Jensen, 1977

Senin, 27 September 2010

PSIKOLOGI MANAJEMEN

 MOTIVASI






Salah  satu  aspek  memanfaatkan  pegawai  ialah  pemberian  motivasi  (daya perangsang) kepada pegawai, dengan istilah populer sekarang pemberian kegairahan bekerja kepada pegawai. Telah dibatasi bahwa memanfaatkan pegawai yang memberi manfaat kepada perusahaan. Ini juga berarti bahwa setiap pegawai yang memberi kemungkinan  bermanfaat  ke  dalam  perusahaan,  diusahakan  oleh  pimimpin  agar kemungkinan itu menjadi kenyataan. Usaha untuk merealisasi kemungkinan tersebut ialah dengan jalan memberikan motivasi. Motivasi ini dimaksudkan untuk memberikan daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya dan upayanya (Manulang , 2002).
Menurut  The Liang Gie Cs. (Matutina dkk ,1993) bahwa pekerjaan yang dialakukan oleh seseorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat, dan dorongan kepada orang lain (pegawai) untuk mengambil tindakan-tindakan. Pemberian dorongan ini  dimaksudkan  untuk  mengingatkan  orang-orang  atau  pegawai  agar  mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orang tersebut. Oleh karena itu seorang manajer dituntut pengenalan atau pemahaman akan sifat dan karateristik pegawainya, suatu kebutuhan yang dilandasi oleh motiv dengan penguasaan manajer terhadap perilaku dan tindakan yang dibatasi oleh motiv, maka manajer dapat mempengaruhi bawahannya untuk bertindak sesuai dengan keinginan organisasi.
Menurut Martoyo (2000) motivasi pada dasarnya adalah proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang agar melakukan yang kita inginkan. Dengan kata lain adalah dorongan dari luar terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Dengan dorongan (driving force) disini dimaksudkan desakan yang alami untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan  hidup,  dan  kecendrungan  untuk  mempertahankan  hidup.  Kunci  yang terpenting untuk itu tak lain adalah pengertian yang mendalam tentang manusia.
Manusia dalam aktivitas kebiasaannya memiliki semangat untuk mengerjakan sesuatu asalkan dapat menghasilkan sesuatu yang dianggap oleh dirinya memiliki suatu nilai  yang  sangat  berharga,  yang  tujuannya  jelas  pasti  untuk  melangsungkan kehidupannya, rasa tentram, rasa aman dan sebagainya.
Motivasi atau dorongan kepada karyawan untuk bersedia bekerja bersama demi
tercapainya tujuan bersama ini terdapat dua macam, yaitu:
a.       Motivasi finansial, yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan
finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering disebut insentif.
b.      Motivasi nonfinansial, yaitu dorongan yang diwujudkan tidak dalam bentuk finansial/
uang, akan tetapi berupa hal-hal seperti pujian, penghargaan, pendekatan manusia dan
lain sebagainya (Gitosudarmo dan Mulyono , 1999).


DRIVE - REINFORCEMENT THEORY
Dasar  pemikiran  teori  ini  adalah  bahwa  perilaku  individual  atau  motivasi merupakan suatu fungsi dari konsekuensi dari perilaku tersebut. perilaku yang diberi penguatan  (dikuatkan)  cenderung  diulang,  sedangkan  perilaku  yang  tidak  diberi penguatan cenderung akan ditinggalkan / dilupakan/ hilang/tidak muncul.
Strategi utama atau kontegensi penguatan dengan penguatan (reinforce) positif : perilaku  yang  dikehendaki,  perilaku  positif,  keberhasilan  diberi  reward  (hadiah, penghargaan, pujian dsb) agar perilaku yg dikehendaki tersebut dipertahankan, diulang atau dengan kata lain ada usaha dari pihak manajemen untuk meningkatkan kekuatan atau frekuensi perilaku tersebut (positif, keberhasilan) dengan memberi reward.
Reinforce negatif : berusaha untuk meningkatkan kekuatan atau frekuensi respon dari perilaku yg dikehendaki dengan menghindarkan adanya stimulus negatif yang memungkinkan adanya respon yang tidak dikehendaki ( misalnya, seorang karyawan mungkin bekerja lebih keras untuk menghindari teguran, hukuman dari supervisor)
Punishment  (hukuman):  berupa  perlakuan  tertentu  fokusnya  bertujuan  untuk menghilangkan perilaku yang tidak dikehendaki
Extingtion : fokus untuk menurunkan, mengurangi menghilangkan frekuensi munculnya perilaku yang tidak dikehendaki dengan cara tidak memberikan reward yang seharusnya diterima apabila  melakukan  perilaku yang dikehendaki  (karyawan tidak menerima pembagian bonus karena kenerjanya tidak memenuhi standar).
Teori-teori Drive berbeda dalam sumber dari keadaan terdorong yang memaksa manusia atau binatang bertindak. Beberapa teori, termasuk teori Freud, dipahami oleh keadaan  terdorong  sejak  belum  lahir,  atau  instingtif.  Tentang  perilaku  binatang, khususnya ahli ethologi telah mengusulkan suatu penjelasan suatu mekanisme dorongan sejak kelahiran (tinbergen, lorenz, dan leyhausen dalam morgan, dkk. 1986).
Teori-teori drive yang lain telah mengembangkan peran belajar dalamkeaslian keadaan terdorong. Contohnya, dorongan yang di pelajari (learned drives), seperti mereka sebut, keaslian dalam latihan seseorang atau binatang atau pengalaman masa lalu dan yang berbeda dari satu individu ke individu yang lain. Karena penggunaan minuman keras sebelumnya, ketagihan heroin, contohnya mengembangkan suatu dorongan untuk mendapatkan hal tersebut, dan karena itu mendorong ke arah itu. Dan dalam realisasi motif sosial, orang telah belajar dorongan untuk kekuasaan, agresi atau prestasi. Keadaan terdorong yang dipelajari menjadi ciri abadi dari orag tertentu dan mendorong orang itu ke arah tujuan yang memadai, orang lain mungkin belajar motif sosial yang lain dan didorong ke arah tujuan yang berbeda.
Masih menurut Hull, suatu kebutuhan biologis pada makhluk hidup menghasilkan suatu  dorongan  (drive)  untuk  melakukan  aktivitas  memenuhi  kebutuhan  tersebut, sehingga meningkatkan kemungkinan bahwa makhluk hidup ini akan melakukan respon berupa reduksi kebutuhan (need reduction response). Menurut teori Hull, dorongan (motivators of performance) dan reinforcement bekerja bersama-sama untuk membantu makhluk hidup mendapatkan respon yang sesuai (Wortman, 2004). Lebih jauh Hull merumuskan teorinya dalam bentuk persamaan matematis antara drive (energi) dan habit (arah) sebagai penentu dari behaviour (perilaku) dalam bentuk:
Siegel dan Lane (1982), mengutip Jablonke dan De Vries tentang bagaimana manajemen dapat meningkatakan motivasi tenaga kerja., yaitu dengan:
1. Menentukan apa jawaban yang diinginkan
2. Mengkomunikasikan dengan jelas perilaku ini kepada tenaga kerja.
3. Mengkomunikasikan dengan jelas ganjaran apa yang akan diterima. Tenaga kerja jika
jawaban yang benar terjadi
4. Memberikan ganjaran hanya jika jika jawaban yang benar dilaksanakan.
5.  Memberikan  ganjaran  kepada  jawaban  yang  diinginkan,  yang  terdekat  dengan
kejadiannya.



TEORI HARAPAN
Teori Harapan menurut Victor Vroom, teori ini beragumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan  untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu  dan  pada daya tarik  dari keluaran tersebut bagi  individu  tersebut. Teori pengharapan mengatakan seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar kesuatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional, seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan tersebut.
Victor  H.  Vroom,  dalam  bukunya yang  berjudul  “Work And Motivation” mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya  terbuka  untuk  memperolehnya,  yang  bersangkutan  akan  berupaya mendapatkannya.
Di kalangan ilmuwan dan para praktisi manajemen sumber daya manusia teori harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannnya itu. Penekanan ini dianggap penting karena pengalaman menunjukkan bahwa para pegawai tidak  selalu  mengetahui  secara pasti  apa yang diinginkannya,  apalagi  cara untuk memperolehnya.
Teori ini termasuk kedalam Teori – Teori Kesadaran. Teori ini menunjukkan pendekatan kognitif terhadap motivasi kerja, yang menekankan kepada kemampuan individu dalam pemrosesan informasi. Kekuatan motivasi yang mendasarinya bukanlah sebuah kebutuhan. Pekerja diasumsikan melakukan penilaian rasional terhadap situasi kerjanya  dengan  mengumpulkan  informasi  untuk  diolah,  kemudian  membuat keputusanyang optimal. Kebutuhan hanya digunakan untuk membantu dalam memahami bagaimana pekerja membuat pilihan berdasarkan pada keyakinan persepsi dan nilai – nilai mereka.

Teori ini diciptakan oleh David Nadler dan Edward Lawler yang didasarkan pada empat asumsi mengenai perilaku dalam organisasi, yaitu:
  1. Perilaku ditentukan oleh kombinasi antara faktor faktor yang terdapat dalam diri orang dan faktor-faktor yang terdapat di lingkungan.
  2. Perilaku orang dalam organisasi merupakan tindakan sadar dari seseorang, dengan kata lain perilaku seseorang adalah hasi dari sebuah keputusan yang sudah diperhitungkanoleh orang tersebut.
  3. Orang mempunyai kebutuhan, keinginan dan tujuan yang berbeda.
  4. Orang memilih satu dari beberapa alternatif perilaku berdasarkan besarnya harapan memperoleh hasil dari sebuah perilaku.