Sabtu, 23 Oktober 2010

memahami dan menjelaskan pengertian massa

Pengertian
massa secara umum berbeda dengan pengertian massa dalam komunikasi.
Secara umum massa diartikan sebagai orang yang tidak saling mengenal,
berjumlah banyak, anggotanya heterogen, berkumpul di suatu tempat dan
tidak individualistis. Massa memiliki kesadaran diri yang rendah,
tidak dapat bergerak dengan terorganisir, tidak bertindak untuk
dirinya sendiri melainkan terdapat “dalang” di belakangnya yang
berfungsi memanipulasi mereka. Ini berbeda pengertiannya bila
dikaitkan dengan ilmu komunikasi. Massa dalam komunikasi lebih
merujuk pada penerima pesan media massa atau disebut audience.

DAFTAR PUSTAKA :http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1360&bih=576&q=pengertian+massa+abstrak&btnG=Penelusuran+Google&aq=f&aqi=&aql=&oq=pengertian+massa+abstrak&gs_rfai=&fp=d31161b8980f9aa7

Peranan individu dalam massa

Berikut ini adalah jenis – jenis peranan individu dalam massa :
1. Penggalak : memuji, menyetujui, menerima, menunjukan kehangatan dan kesetiakawanan
2. Wasit : melerai pertikaian antar anggota
3. Kompromis : menawarkan kompromi
4. Pengamat : menyimpan catatan berbagai aspek proses massa
5. Pengikut : mengikuti kegiatan / aktivitas massa ; pasif
6. Penjaga gawang : mambuka saluran komunikasi dengan mendorong partisipasi yang lain
7. Agresor ; merendahkan status yang lain
8. Penghambat : bersikap negatif, selalu menolak dan membantah
9. Pencari muka : sering membual
10. Pengungkap diri : pengungkap perasaan
11. Dominator : menguasai orang lain
12. Help seeker : berusaha menarik simpati

sumber : psikologi massa – Drs. H. Dedi Herdiana

Pengertian Massa Abstrak dan Massa konkrit

Pengertian Massa Abstrak

Massa abstrak adalah kumpulan orang – orang yang sama sekali belum mempunyai ikatan satu kesatuan, norma, tujuan dan motif, tidak adanya struktur yang jelas. Alasan – alasan munculnya massa abstrak tersebut adalah :

a. adanya suatu kejadian yang menarik

b. individu mendapat ancaman dan ia membutuhkan perlindungan

c. kebutuhan tidak dapat terpenuhi

d. adanya kesamaan minat, perhatian dan kepentingan yang sama

Sedangkan massa konkrit adalah massa yang mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :

a. adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan tujuan, persamaan ide, dan sebagainya

b. adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri, kebiasaan sendiri

c. mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu

d. bersifat dinamis dan emosional

Daftar Pustaka
:http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1360&bih=576&q=pengertian+massa+abstrak&btnG=Penelusuran+Google&aq=f&aqi=&aql=&oq=pengertian+massa+abstrak&gs_rfai=&fp=d31161b8980f9aa7

macam-macam perilaku kolektif

macam-macam perilaku kolektif
A. CROWD (KERUMUNAN)

Secara deskriptif Milgram (1977) melihat kerumunan (crowd) sebagai

1. Sekelompok orang yang membentuk agregasi (kumpulan)

2. Jumlahnya semakin lama semakin meningkat

3. Orang-orang ini mulai membuat suatu bentuk baru (seperti lingkaran)

4. Memiliki distribusi diri yang bergabung pada suatu saat dan tempat tertentu dengan lingkaran (boundary) yang semakin jelas

5. Titik pusatnya permeable dan saling mendekat.

Ada beberapa bentuk kerumunan (Crowd) yang ada dalam masyarakat:

1. Temporary Crowd : orang yang berada pada situasi saling berdekatan di suatu tempat dan pada situasi sesaat

2. Casual Crowd : sekelompok orang yang berada di ujung jalan dan tidak memiliki maksud apa-apa

3. Conventional Crowd : audience yang sedang mendengarkan ceramah

4. Expressive Crowd: sekumpulan orang yang sedang nonton konser musik yang menari sambil sesekali ikut melantunkan lagu

5. Acting Crowd atau rioting crowd : sekelompok massa yang melakukan tindakan kekerasan

6. Solidaristic Crowd: kesatuan massa yang munculnya karena didasari oleh kesamaan ideologi

B. MOB :

Adalah kerumunanan (Crowds) yang emosional yang cenderung melakukan kekerasan/penyimpangan (violence) dan tindakan destruktif. Umumnya mereka melakukan tindakan melawan tatanan sosial yang ada secara langsung. Hal ini muncul karena adanya rasa ketidakpuasan, ketidakadilan, frustrasi, adanya perasaan dicederai oleh institusi yang telah mapan atau lebih tinggi. Bila mob ini dalam skala besar, maka bentuknya menjadi kerusuhan massa. Mereka melakukan pengrusakan fasilitas umum dan apapun yang dipandang menjadi sasaran kemarahanannya.

C. PANIC

Adalah bentuk perilaku kolektif yang tindakannya merupakan reaksi terhadap ancaman yang muncul di dalam kelompok tersebut. Biasanya berhubungan dengan kejadian-kejadian bencana (disaster). Tindakan reaksi massa ini cenderung terjadi pada awal suatu kejadian, dan hal ini tidak terjadi ketika mereka mulai tenang. Bentuk lebih parah dari kejadian panik ini adalah Histeria Massa. Pada histeria massa ini terjadi kecemasan yang berlebihan dalam masyarakat. misalnya munculnya isue tsunami, banjur.

D. RUMORS

Adalah suatu informasi yang tidak dapat dibuktikan, dan dikomunikasikan yang muncul dari satu orang kepada orang lain (isu sosial). Umumnya terjadi pada situasi dimana orang seringkali kekurangan informasi untuk membuat interpretasi yang lebih komprehensif. Media yang digunakan umumnya adalah telepon.

E. OPINI PUBLIC

Adalah sekelompok orang yang memiliki pendapat beda mengenai sesuatu hal dalam masyarakat. Dalam opini publik ini antara kelompok masyarakat terjadi perbedaan pandangan / perspektif. Konflik bisa sangat potensial terjadi pada masyarakat yang kurang memahami akan masalah yang menjadi interes dalam masayarakat tersebut. Contoh adalah adanya perbedaan pendangan antar masyarakat tentang hukuman mati, pemilu, penetapan undang-undang tertentu, dan sebagainya. Bentuknya biasanya berupa informasi yang beda, namun dalam kenyataannya bisa menjadi stimulator konflik dalam masyarakat.

F. PROPAGANDA

Adalah informasi atau pandangan yang sengaja digunakan untuk menyampaikan atau membentuk opini publik. Biasanya diberikan oleh sekelompok orang, organisasi, atau masyarakat yang ingin tercapai tujuannya. Media komunikasi banyak digunakan untuk melalukan propaganda ini. Kadangkala juga berupa pertemuan kelompok (crowds).Penampilan dari public figure kadang kala menjadi senjata yang ampuh untuk melakukan proraganda ini.

Daftar Pustaka :http://suryanto.blog.unair.ac.id/2008/12/03/

Massa pasif dan Massa aktif

Massa Aktif dan Massa Pasif (Park dan Burges)

1. Massa aktif yang disebut dengan mob, mob adalah kerumunan yang cenderung merusak dan melakukan tindakan kekerasan. Mob terbentuk karena telah adanya tindakan-tindakan nyata, misalnya demonstrasi, perkelahian massal, tawuran dsb

Menurut Mc Laughlin, ada 3 kondisi yang melatarbelakangi, yaitu:

- adanya permasalahan yang cukup serius
- upaya penyelesaian masalah yang tertunda
- adanya keyakinan dalam kelompok massa bahwa masalah tersebut harus diselesaikan

Faktor-faktor yang menyebabkan massa aktif :

- perasaan tidak puas

→ bertukar pikiran → ide baru → perbuatan yang selalu diulang →jika sudah matang ‘massa’

- tekanan jiwa masyarakat

→ memuncak dan meledak

2. Massa pasif yang disebut dengan audience adalah kumpulan orang – orang yang belum melakukan tindakan nyata, misalnya orang-orang berkumpul untuk mendengarkan ceramah, menonton pertunjukan seperti sepakbola, dll.



Daftar Pustaka : klara_ia.staff.gunadarma.ac.id/

Komunikasi massa

Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik).

Organisasi – organisasi media ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan mempengaruhi dan menggambarkan kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat.

Dalam komunikasi masa, media masa menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikannya pada khalayak.

Ciri-ciri komunikasi massa

1. Menggunakan media masa dengan organisasi (lembaga media) yang jelas.
2. Komunikator memiliki keahlian tertentu
3. Pesan searah dan umum, serta melalui proses produksi dan terencana
4. Khalayak yang dituju heterogen dan anonim
5. Kegiatan media masa teratur dan berkesinambungan
6. Ada pengaruh yang dikehendaki
7. Dalam konteks sosial terjadi saling mempengaruhi antara media dan kondisi masyarakat serta sebaliknya.
8. Hubungan antara komunikator (biasanya media massa) dan komunikan (pemirsanya) tidak bersifat pribadi.



sumber : wikipedia

Sabtu, 16 Oktober 2010

Perbedaan Massa dan Aggreget

Massa adalah sekumpulan banyak orang (ratusan/ribuan) yang berkumpul dalam suatu kegiatan yang bersifat sementara.
contoh : demonstrasi, perkelahian massal

Massa Abstrak dan Massa Kongkrit
1. Massa Abstrak adalah sekumpulan orang-orang yang sama sekali belum
terikat satu kesatuan, norma, motif dan tujuan.
Alasan timbul :
• ada kejadian menarik
• individu mendapat ancaman
• kebutuhan tidak terpenuhi
2. Massa Kongkrit adalah massa yang mempunyai ciri-ciri:
Ciri-ciri:
• adanya kesatuan mind dan sikap
• adanya ikatan batin dan persamaan norma
• ada struktur yang jelas
• bersifat dinamis dan emosional, sifat massa jelas

Agregat (kelompok umur, jenis kelamin, golongan menengah,)


Daftar pustaka :
http://mediaindonesia.co.cc/search/label/pengertian+keluarga+dyad
http://kafeilmu.co.cc/tema/definisi-kelompok-massa-menurut-ahli-ilmu-sosial-budaya-dasar.html

Jenis-jenis kelompok:

Kenyataannya, masyarakat memiliki bermacam-macam kelompok yang berbeda satu dengan yang lain. Misalnya ada kelompok belajar, kelompok main catur, kelompok balap motor, dan sebagainya. Seseorang masuk dalam kelompok, misalnya kelompok main catur, adalah atas kehendak orang yang bersangkutan. Namun demikian, ada kelompok yangsecara otomatis masuk kedalamnya, misalnya kelompok keluarga. Seseorang akan dengan sendirinya masuk dalam kelompok keluarga yang bersangkutan. Kelompok yang demikian disebut ascribed group, sedangkan kelompok atas dasar pemilihan seseorang disebut acquired group (Panner, 1978). Berkaitan dengan macamnya, kelompok dapat dibedakan atas:
1. besar kecilnya kelompok atau ukuran kelompok: ada kelompok yang kecil dan ada kelompok yang besar.
2. tujuan: Orang-orang yang mempunyai tujuan sama akan membentuk suatu kelompok tersendiri, misalnya kelompok belajar dan kelompok koperasi.
3. value (nilai): Orang-rang yang mempunyai nilai sama akan membentuk suatu kelompok, misalnya kelompok keagamaan
4. duration: Dalam hal ini, ada kelompok yang jangka waktunya pendek, misalnya kelompok belajar umumnya waktunya relatf lebih pendek.
5. Scope of activities : misalnya keluarga merupakan kelompok yang mengandung banyak aktivitas.
6. Minat: orang-orang yang mempunyai minat sama akan membentuk kelompok tersendiri, misalnya kelompok pemancing.
7. daerah asal: orang-orang yang berasal dari daerah sama akan membentuk kelompok. Misalnya kelompok mahasiswa daerah kebumen
8. formalitas: ada kelompok yang formal dan ada kelompok yang informal.


Daftar pustaka:
Walgito, bimo. 2006. Psikologi Kelompok. ANDI: Yogyakarta.

Hal-hal yang mendorong masuk kelompok

Alasan atau motivasi seseorang masuk dalam kelompok dapat bervariasi. Berikut adalah uraiannya:
1. Seseorang masuk dalam suatu kelompok pada umumnya ingin mencapai tujuan yang secara individu tidak dapat atau sulit dicapai. Misalnya seseorang ingin menjadi seorang bupati, maka ia harus masuk dalam kelompok tertentu karena tujuan kurang atau tidak mungkin dapat dicapai secara individu tanpa masuk dalam kelompok, dalam hal ini kelompok partai politik.
2. kelompok dapat memberikan, baik kebutuhan fisiologis maupun kebutuhan kebutuhan psikologis. Seseorang masuk dalam kelompok koperasi dengan maksud memperoleh keuntungan financial yang dapat membantu mencukupi kebutuhan ekonomi, yang akhirnya berkaitan dengan kebutuhan fisiologis. Mengacu pada pendapat Maslow (1970) mengenai kebutuhan-kebutuhan, maka kebutuhan psikologis dapat dipenuhi saat seseorang masuk dalam kelompok, misalnya terpenuhinya rasa aman. Dengan masuk dalam kelompok, seseorang akan memiliki hubungan yang saling bergantung satu dengan yang lain, senasib sepenanggungan.
3. kelompok dapat mendorong pengembangan konsep diri dan mengembangkan harga diri seseorang.
4. kelompok dapat pula memberikan pegetahuan dan informasi
5. kelompok dapat memberikan keuntungan ekonomis, misalnya masuk dalam koperasi seperti yang telah dikemukakan.

Daftar pustaka:
Walgito, bimo. 2006. Psikologi Kelompok. ANDI: Yogyakarta.

Rabu, 13 Oktober 2010

Tujuan Kelompok

Tujuan mempunyai pengertian motivating power. Artinya, tujuan akan mendorong orang untuk mencapai tujuannya, demikian pula dalam kelompok. Ada hubungan yang positif antara motif dengan tujuan. Sebagai individu, seseorang akan terikat pada tujuan pribadinya dan tujuan kelompok mempunyai tempat tersendiri dalam kehidupan seseorang.
Person Oriented dan Group Oriented
Prinsip dasar mengungkapkan bahwa seseorang masuk dalam suatu kelompok dengan harapan akan memperoleh suatu yang sulit atau kurang mungkin diperoleh secara pribadi. Namun meskipun seseorang masuk dalam suatu kelompok, tujuan individu pada umumnya tidak akan dilepaskan. Jadi, apabila seseorang masuk kelompok dan mementingkan tujuan kelompok daripada tujuan sendiri, maka disebut group oriented atau task oriented, alturistic motivation. Artinya, individu bersangkutan masuk dalam kelompok, lalu menerima dan menyesuaikan diri dengan tujuan kelompok.

Daftar pustaka
Walgito, Bimo. 2006. Psikologi Kelompok.Penerbit ANDI. Yogyakarta

Sabtu, 09 Oktober 2010

Manfaat Kelompok bagi Individu

Menurut Burn (2004), kelompok memiliki 3 manfaat, yaitu:
1. Kelompok memenuhi keinginan individu untuk merasa berarti dan dimiliki. Adanya kelompok membuat individu merasa tidak sendirian, ada oprang lain yang membutuhkan dan menyayangi.
2. Kelompok sebagai sumber identitas diri. Individu yang tergabung didalam kelompok bisa mendefinisikan dirinya, ia menggali dirinya sebagai anggota suatu kelompok, dan bertingkahlaku sesuai norma kelompok itu.
3. Kelompok sebagai sumber informasi tentang dunia dan tentang diri kita. Adanya orang lain, dalam hal ini kelompok, bisa memberi kita informasi tentang banyak hal, termasuk tentang siapa diri kita.

Daftar pustaka:
Sarwono, Sarlito W. dan Eko A. Meinarno.2009. Psikologi Sosial. Depok. Salemba Humanika

Kelompok Tidak Efektif

Kelompok yang tidak efektif
Adanya perilaku anggota yang berorientasi pada dirinya sendiri, antara lain:
1. Menentang : mengeritik, menyalahkan orang lain, menunjukkan sikap menentang
kelompok atau perorangan.
2. Menghalangi kemajuan kelompok dalam mencapai tujuan
3. Mendominasi dan tidak menghargai pendapat orang lain
4. Bersaing dalam mengemukakan ide
5. Mencari simpati, mencoba mempengaruhi anggota lain
6. Berbuat acuh tak acuh: berperilaku pasif, bersikap masa bodoh, melamun,
berbisik-bisik dengan orang lain, lari dari topik pembicaraan yang sedang
dibahas.

Sumber:
-Anonimous, 2000. Western Philosopic Thought.
- http://members.aol.com/rhrrr/philmodn.htm, dikunjungi 13 Oktober 2000
- Beerling, Kwee, Mooij, dan Van Peursen, 1997. Pengantar Filsafat Ilmu. Cet.ke-4. Alih Bahasa: S. Soemargono. Tiara Wacana, Yogyakarta.

Kelompok Efektif

Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan:
a.melaksanakan tugas kelompok, dan b. memelihara moral anggota-anggotanya. Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance). b. tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok. Selain itu adanya rasa saling memiliki, saling percaya, kebersamaan, komitment, rasa solidaritas, kerjasama.
Karakteristik Kelompok yang efektif :
1. Suasana (atmosfer)
2. Rasa aman (the ruduction)
3. Kepemimpinan yang bergilir (distribusi leadership)
4. Perumusan tujuan (goal Formulation)
5. Fleksibiliti (Fleksibilitas)
6. Mufakat
7. Kesadaran berkelompok
8. Evaluasi yang kontinu
Kriteria tim yang efektif
1. Understanding
2. Komunikasi terbuka
3. Saling percaya
4. Saling membantu
5. Menengahi perbedaan – perbedaan
6. Menggunakan tim secara selektif
7. Keterampilan kelompok yang teapat
8. Kepemimpinan


Daftar pustaka:
Sumber:
-Anonimous, 2000. Western Philosopic Thought.
- http://members.aol.com/rhrrr/philmodn.htm, dikunjungi 13 Oktober 2000
- Beerling, Kwee, Mooij, dan Van Peursen, 1997. Pengantar Filsafat Ilmu. Cet.ke-4. Alih Bahasa: S. Soemargono. Tiara Wacana, Yogyakarta.

Karakteristik Kelompok

Karakteristik Umum Kelompok
Ada dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran.
Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah tentang norma.
Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para nggota kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan.



Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri – ciri, yaitu :
1. Terdiri dari 2 orang atau lebih
2. Adanya interaksi yang terus menerus
3. Adanya pengembangan identitas kelompok
4. Adanya norma – norma kelompok
5. Adanya diferensiasi peran
6. Peran yang saling tergantung
7. Produktivitas bertambah atau meningkat
8. Saling membagi tujuan yang sama

Proses terjadinya kelompok :
Perasaan=Motivasi=Tujuan=Interaksi=Pembentukan=Perpecahan=Penyesuaian= Perubahan=Perasaan

Daftar pustaka:
Sumber:
-Anonimous, 2000. Western Philosopic Thought.
- http://members.aol.com/rhrrr/philmodn.htm, dikunjungi 13 Oktober 2000
- Beerling, Kwee, Mooij, dan Van Peursen, 1997. Pengantar Filsafat Ilmu. Cet.ke-4. Alih Bahasa: S. Soemargono. Tiara Wacana, Yogyakarta.

Studi Stimulasi Komputer

Simulasi komputer adalah suatu proses perancangan model logika matematika dari suatu sistem nyata dan bereksperimentasi dengan model ini secara abstrak pada komputer.
Dengan dimungkinkannya kita melakukan suatu eksperimentasi secara abstrak tentang suatu sistem, maka dimungkinkan diperoleh suatu kesimpulan berkenaan dengan sistem tersebut.


Daftar pustaka:
David, H. 1999. The New Empiricism: Systematic Musicology in Postmodern Age. http://www.musiccog.ohio-state.edu/Music220/Bloch.lectures/3.Methodology.html dikunjungi 21 Oktober 2000.

Penelitian Eksperimen

Eksperimen Laboratorium



Dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta diadakan kontrol terhadap variabel tertentu. Untuk pengujian hipotesis tertentu, dimaksudkan untuk mengetahui hubungan hubungan sebab – akibat variabel penelitian.
Konsep dan varaiabelnya harus jelas, pengukuran cermat.

Tujuan penelitian ini untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat serta berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakukan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menjediakan kontrol untuk perbandingan.
Peneliti harus melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi.

Daftar pustaka:
David, H. 1999. The New Empiricism: Systematic Musicology in Postmodern Age. http://www.musiccog.ohio-state.edu/Music220/Bloch.lectures/3.Methodology.html dikunjungi 21 Oktober 2000.

Field Study

Arikunto (1986) mengemukakan bahwa metode studi kasus sebagai salah satu jenis pendekatan deskriptif, adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu organisme (individu), lembaga atau gejala tertentu dengan daerah atau subjek yang sempit.

Penelitian case study atau penelitian lapangan (field study) dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang masalah keadaan dan posisi suatu peristiwa yang sedang berlangsung saat ini, serta interaksi lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adanya (given). Subjek penelitian berupa individu, kelompok, institusi atau masyarakat. Penelitian case study merupakan studi mendalam mengenai unit sosial tertentu dan hasil penelitian tersebut memberikan gambaran luas serta mendalam mengenai unit sosial tertentu. Subjek yang diteliti relatif terbatas, namun variabel-variabel dan fokus yang diteliti sangat luas dimensinya (Danim,2002).

Studi kasus bisa berarti metode atau strategi dalam penelitian, bisa juga berarti hasil dari suatu penelitian sebuah kasus tertentu.Dalam konteks tulisan ini, penulis lebih memfokuskan pada pengertian yang pertama yaitu sebagai metode penelitian. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasikan suatu kasus dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi pihak luar. Pada intinya studi ini berusaha untuk menyoroti suatu keputusan atau seperangkat keputusan, mengapa keputusan itu diambil, bagaimana diterapkan dan apakah hasilnya. (Salim, 2001).

Daftar pustaka:
David, H. 1999. The New Empiricism: Systematic Musicology in Postmodern Age. http://www.musiccog.ohio-state.edu/Music220/Bloch.lectures/3.Methodology.html dikunjungi 21 Oktober 2000.

Perbandingan Teori-Teori

Teori yang dikembangkan oleh Cattell pada tahun 1948, yaitu Teori Sintalitas Kelompok mencakup kebersamaan, dinamika, temperamen, dan kemampuan kelompok dan dikatakan sebagai pengembang Psikologi yang dinamakan Psikologi Kepribadian Kelompok.


Teori Produktifitas Kelompok dikemukakan oleh Stogdill pada tahun 1959. Muncul karena Stogdil menganggap konsep tentang interaksi yang memiliki kelemahan teoritis tertentu.
Proses terjadinya dalam kelompok dimana dimulai dari masukan ke keluaran melalui variabel-variabel media. Dalam teori ini akan terdapat umpan balik (feed-back).


Sumber: http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:clyDscUefMEJ:kartino.blog.ugm.ac.id/2009/07/16/me/+kelompok+yang+tidak+efektif&cd=4&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a

Teori Produktif Kelompok

1.Teori Produktifitas Kelompok dikemukakan oleh Stogdill pada tahun 1959. Menurut Stogdill, teori-teori tentang kelompok pada umumnya didasarkan pada konsep tentang interaksi yang memiliki kelemahan teoritis tertentu. Sehingga muncullah teori produktifitas kelompok.

Dikembangkan dari 3 teori yang berbeda orientasi:
a. orientasi penguat : teori-teori tentang belajar
b. orientasi lapangan : teori-teori tentang interaksi
c. orientasi kognitif : teori-teori tentang harapan

Asumsi dasar dari teori ini adalah proses terjadinya dalam kelompok dimana dimulai dari masukan ke keluaran melalui variabel-variabel media. Dalam teori ini akan terdapat umpan balik (feed-back).


Daftar pustaka:
David, H. 1999. The New Empiricism: Systematic Musicology in Postmodern Age. http://www.musiccog.ohio-state.edu/Music220/Bloch.lectures/3.Methodology.html dikunjungi 21 Oktober 2000.

Uaraian Teori Sintalitas Kelompok (Group Syntality Theory)

Dasar-dasar pendapat yang dikemukakan oleh Cattell dipengaruhi oleh pandangan McDougall (1920) tentang kelompok, yaitu :

1. Perilaku dan struktur yang khas dari suatu kelompok akan tetap ada walaupun anggota- anggotanya berganti.
2. Pengalaman-pengalaman kelompok direkam dalam ingatan.
3. Kelompok menunjukkan adanya dorongan-dorongan.
4. Kelompok mampu berespons secara keseluruhan terhadap suatu rangsang yang tertuju pada salah satu bagiannya.
5. Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi.


Daftar pustaka:
David, H. 1999. The New Empiricism: Systematic Musicology in Postmodern Age. http://www.musiccog.ohio-state.edu/Music220/Bloch.lectures/3.Methodology.html dikunjungi 21 Oktober 2000.

Asumsi Dasar Teori Sintalitas Kelompok

Asumsi dasar dari teori ini merupakan asal kata dari sintalitas (syntality) yang digunakan oleh Cattell untuk menunjukkan “kepribadian kelompok” yang mencankup kebersamaan, dinamika, temperamen, dan kemampuan kelompok.
Dalam teori Sintalis Kelompok, terdapat sifat-sifat Sintalis, sifat-sifat struktur kelompok dan sifat-sifat populasi :
- Sifat-sifat Sintalis, yaitu: adanya pengaruh kelompok sebagai keseluruhan
terhadap kelompok lain dan lingkungannya.
- Sifat-sifat struktur kelompok, yaitu: hubungan antara anggota kelompok,
perilaku kelompok, dan pola organiosasi kelompok.
- Sifat-sifat populasi, yaitu: sifat rata-rata anggota kelompok.



Daftar pustaka:
David, H. 1999. The New Empiricism: Systematic Musicology in Postmodern Age. http://www.musiccog.ohio-state.edu/Music220/Bloch.lectures/3.Methodology.html dikunjungi 21 Oktober 2000.

Teori Sintalitas Kelompok (Group Syntality Theory)

Pencipta dan Sejarah Teori

Teori Sintalitas Kelompok merupakan perwujudan dari proses komunikasi dari suatu kelompok. Teori ini dikembangkan oleh Cattell pada tahun 1948. Cattell berpendapat bahwa untuk dapat membuat perkiraan-perkiraan ilmiah yang tepat, segala sesuatu harus dapat diuraikan, diukur, dan diklasifikasikan dengan tepat dan cermat.
Dalam teori sintalitas ini, Cattell menjelaskan bahwa dalam suatu kelompok haruslah memiliki kepribadian yang dapat dipelajari. Dengan alasan ini, Cattell dengan teorinya dikatakan sebagai pengembang Psikologi yang dinamakan Psikologi Kepribadian Kelompok.


Daftar pustaka:
David, H. 1999. The New Empiricism: Systematic Musicology in Postmodern Age. http://www.musiccog.ohio-state.edu/Music220/Bloch.lectures/3.Methodology.html dikunjungi 21 Oktober 2000.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Fungsi Dinamika Kelompok

Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain:


1. Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi
persoalan hidup.

2. Memudahkan pekerjaan.

3. Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan
mengurangi beban pekerjaan yang terlalu besar sehingga seleseai
lebih cepat, efektif dan efisien. Salah satunya dengan membagi pekerjaan
besar sesuai bagian kelompoknya masing-masing atau sesuai
keahlian.

4. Menciptakan iklim demokratis dalam
kehidupan masyarakat dengan
memungkinkan setiap individu memberikan masukan, berinteraksi, dan memiliki peran yang sama dalammasyarakat.


Daftar pustaka:
http://wapedia.mobi/id/Dinamika_kelompok. 2 Oktober 2010

jenis-jenis kelompok

Jenis-jenis Kelompok
1. Dyad → kelompok terdiri dari 2 orang
2. Kelompok kecil → kelompok primer dimana terjadi face to face, saling
tergantung, ada identitas kelompok yang sangat kuat
3. Organisasi → sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama dan
struktur yang sangat jelas
4. Massa → sifat temporer, mempunyai tujuan yang sama, tidak berstruktur

Daftar pustaka:
Sorsyth. 1983. Group Dynamics. Wadsworth, Inc : California

Dinamika Kelompok menurut Kurt Lewin

Tokoh yang mempopulerkan istilah dinamika kelompok adalah Kurt Lewin, yaitu
mengacu pada apa yang terjadi dalam situasi kelompok. Lewin penganut
Psikologi Gestalt. Kelompok harus merupakan sebuah gestalt, yaitu sebuah
konfigurasi yang mempunyai sebuah sistem kesatuan yang tidak dapat dipahami
jika hanya merupakan satuan.

Perilaku kelompok dapat dilihat dari interaksi karakter personal dan interaksi
faktor-faktor lingkungan.
Menurut Kurt Lewin, syarat dinamika kelompok ada 3, yaitu :
1. Berawal dari level kelompok → level individu
2. Fokus pada variabel-variabel yang ada saat ini
3. Mewakili kekuatan yang ada dalam situasi kelompok

Daftar pustaka:
Sorsyth. 1983. Group Dynamics. Wadsworth, Inc : California

Orientasi Teoritis Dalam Dinamika Kelompok

Efektivitas kelompok dipengaruhi:
1. Tujuan → mudah dimengerti oleh anggota kelompok, relevan dengan
kebutuhan anggota, mengisyaratkan saling ketergantungan dan
membangkitkan komitmen tingkat tinggi dari anggota untuk mencapainya.
2. Anggota harus mengkomunikasikan ide-ide dan perasaan

3. Partisipasi dan kepemimpinan harus terdistribusikan antar anggota
a. Tanggung jawab
b. Semua orang terlibat dalam pekerjaan kelompok, setia terhadap
kebutuhan kelompok dan puas terhadap keanggotaannya
c. Sumber daya (potensi anggota dimanfaatkan)
d. Meningkatkan kohesivitas kelompok
4. Prosedur pengambilan keputusan → tepat dan fleksibel

5. Kekuasaan dan pengaruh → keahlian kemampuan

6. Konflik → kontroversi ide / opini
Pemicu : - kebutuhan
- kelangkaan sumber daya (uang, power)
- persaingan
Cara mengatasinya:
a. Harus bernegosiasi → sama-sama puas dan tidak memperlemah
b. Kerjasama
c. Saling ketergantungan

7. Kohesivitas meningkat
Saling menyukai
Ingin terus menjadi bagian kelompok
Puas terhadap keanggotaan
Tingkat penerimaan, dukungannya dan kepercayaan meningkat

8. Kemampuan memecahkan masalah
Merasakan adanya masalah
Mencari dan menetapkan solusi
Mengevaluasi efektivitas solusi

Daftar pustaka:
Sorsyth. 1983. Group Dynamics. Wadsworth, Inc : California

Pengertian kelompok-kesaling ketergantungan

Kesaling tergantungan
a) Lewin (1951) : konsep tentang kelompok sebagai satu dinamika
haruslah memasuki definisi tentang kesaling tergantungan anggota.
b) Friedler (1967) : kelompok itu adalah individu yang mempunyai
takdir bersama dimana jika satu kejadian mempengaruhi seseorang
dalam kelompok maka anggota lain akan terpengaruh.
c) Cartwright dan Zender (1968) : kelompok itu sekumpulan individu
yang mempunyai hubungan antar anggota yang satu dengan yang
lain yang membuat mereka saling tergantung dalam tingkatan
tertentu.


Daftar pustaka:
Harrison, Albert A. 1976. Individual and Group : Understanding Social Behavior.
Brooks/Cole Publishing Company : California

Pengertian kelompok-persepsi keanggotaan

Persepsi Keanggotaan
a) Smith (1945) : kelompok sosial adalah satu unit yang terdiri dari
sejumlah organisme yang mempunyai persepsi kolektif tentang
kesatuan mereka dan mempunyai kemampuan untuk berbuat dan
bertingkah laku dengan cara yang sama terhadap lingkungan
b) Bales (1950) : kelompok kecil adalah sejumlah orang yang
berinteraksi secara langsung dimana masing-masing anggota
menerima persepsi dan impresi pertama dengan yang lain dan
memberi reaksi satu dengan yang lain.



Harrison, Albert A. 1976. Individual and Group : Understanding Social Behavior.
Brooks/Cole Publishing Company : California

pengertian kelompok-interaksi interpersonal

Pengertian Kelompok

1. Interaksi Interpersonal
a) Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi
satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang
jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat
berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.
b) Bonner (1959) : kelompok adalah sejumlah individu yang
berinteraksi dengan individu yang lain.
c) Stogdill (1959) : satu sistem interaksi terbuka dimana pola interaksi
tersebut ditentukan oleh struktur sistem tersebut.

Daftar pustaka:
Harrison, Albert A. 1976. Individual and Group : Understanding Social Behavior.
Brooks/Cole Publishing Company : California

Dinamika kelompok menurut para ahli

Definisi singkat dinamika kelompok dikemukakan oleh Jacobs, Harvill dan
Manson (1994); dinamika kelompok adalah kekuatan yang saling mempengaruhi
hubungan timbal balik kelompok dengan interaksi yang terjadi antara anggota
kelompok dengan pemimpin yang diberi pengaruh kuat pada perkembangan kelompok.

Dinamika Kelompok adalah studi tentang hubungan sebab akibat yang ada di
dalam kelompok, tentang perkembangan hubungan sebab akibat yang terjadi di dalam
kelompok, tentang teknik-teknik untuk mengubah hubungan interpersonal dan attitude di
dalam kelompok (Benyamin B. Wolman, Dictionary of Behavioral Science).

Slamet Santosa (2004: 5), mengartikan Dinamika Kelompok sebagai suatu
kelompok yang teratur dari dua individu atau lebih yang mempunyai hubungan
psikologis secara jelas antara anggota yang satu dengan yang lain; antar anggota
kelompok mempunyai hubungan psikologis yang berlangsung dalam situasi yang dialami
secara bersama-sama.

Daftar pustaka:
Tuckman, 1965: Tuckman &Jensen, 1977